Pages

Tuesday, August 19, 2008

Cinta dan Keimanan

Dalam Islam cinta dan keimanan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Cinta yang dilandasi iman akan membawa seseorang kepada kemuliaan sebaliknya cinta yang tidak dilandasi iman akan menjatuhkan seseorang ke jurang kehinaan. Cinta dan keimanan laksana dua sayap burung. Al Ustadz Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa dengan dua sayap inilah Islam diterbangkan setinggi-tingginya ke langit kemuliaan. Bagaimana tidak, jikalau iman tanpa cinta akan pincang, dan cinta tanpa iman akan jatuh ke jurang kehinaan. Selain itu iman tidak akan terasa lazat tanpa cinta dan sebaliknya cinta pun tak lazat tanpa iman. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw: Barang siapa ingin memperoleh kelazatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya kerana Allah swt. (riwayat Imam Ahmad, dari Abu Hurairah).
Tidak hairan ketika Uqbah bin Al Harits telah bercerai dengan isteri yang sangat dicintainya Ummu Yahya, atas persetujuan Rasulullah saw hanya kerana pengakuan seorang wanita tua bahawa ia telah menyusukan pasangan suami isteri itu di saat mereka masih bayi. Allah mengharamkan pernikahan saudara sesusuan. Demikian pula kecintaan Abdullah bin Abu Bakar kepada istrinya, yang terkenal kecantikannya, keluhuran budinya dan keagungan akhlaknya. Ketika ayahnya mengamati bahwa kecintaannya tersebut telah melalaikan Abdullah dalam berjihad di jalan Allah dan memerintahkan untuk menceraikan istrinya. Pemuda Abdullah memandang perintah tersebut dengan kaca mata iman, sehingga dia rela menceraikan belahan jiwanya demi mempererat kembali cintanya kepada Allah.
Subhanallah, pasangan tersebut telah bersatu kerana Allah, saling mencinta kerana Allah, bahkan telah bercinta kerana Allah, namun mereka juga rela berpisah karena Allah. Cinta kepada Allah di atas segalanya. Bagaimana halnya dengan pasangan yang terlanjur jatuh cinta, atau yang berpacaran atau sudah bercinta sebelum menikah? Hanya ada dua jalan; bersegeralah menikah atau berpisah karena Allah, nescaya akan terasa lazat dan manisnya iman. Dan janganlah mencintai “si dia lebih dari pada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dari Anas ra, dari nabi saw, beliau bersabda ertinya
Ada tiga hal dimana orang yang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang hanya kerana Allah, dan enggan untuk menjadi kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya sebagaimana enggannya kalau dilempar ke dalam api. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah ra, rasulullah saw bersabda artinya:
Demi zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai (HR Muslim)

0 comments: